Ini adalah kisah nyataku. Aku seorang istri, sebut saja Wina (bukan nama sebenarnya), 27 tahun, dan
mempunya seorang suami bernama Rian, 32 tahun. Kisahku ini adalah kisah nyata
yang terjadi dalam kehidupan perkawinan kami.
Sebagai suami istri, kami rutin melakukan hubungan seks tiap
3 atau 4 hari sekali. Malam ini, setelah bercinta, Mas Rian tampak menyimpan
sesuatu yang ragu untuk di ungkapkannya. Belakangan aku memang kerap melihat
dia seperti itu tiap kali selesai bercinta.
Belum sempat aku bertanya,dia sudah berucap
duluan"Sayang,kok aku merasa hubungan kita monoton
ya?!"katanya,"Sayang ngerasa enggak?".
Aku bingung mendengarnya."Maksud Mas apa sih,Wina gak
ngerti."kataku sambil menarik selimut sampai bawah leherku lalu memeluknya."Mas
bosan ya sama Wina?"tanyaku padanya.
"Bukan bosan Say, tapi monoton. Gaya sex kita itu-itu
aja." jawabnya.
Aku tertawa sambil mempererat pelukanku,"Mas ini
ada-ada aja,"kataku."Rasanya kita sudah praktekin semua gaya deh.
Variasi kita sudah banyak kok. Apanya yang monoton Mas?"
Dia tidak menjawab. Mas Rian malah balik bertanya padaku,"
Say, sayang punya fantasi gak?".
"Fantasi apa mas?"tanya ku.
"Yaah..,fantasi seks yang gila gitu,yang liar. Sesuatu
yang baru yang bikin tegang, fantasi seks yang mendebarkan. Sayang punya
fantasi seperti itu nggak?!"jawabnya sembari balik bertanya.
"Gak ada mas",jawabku."Selama dengan Mas, semua
fantasi Wina sudah tercapai kok. Hayo,berarti Mas yang punya fantasi ya.
Emangnya apa fantasi Mas?"tanyaku padaku sambil terus memeluknya.
"Fantasi Mas ya itu tadi. Sesuatu yang baru,yang
mendebarkan juga menggairahkan."jawabnya sambil membelai rambutku.
"Iya,Wina tau,"kataku."Tapi bentuknya seperti
apa mas? Bilang deh,Wina akan ikuti mau Mas asal Mas senang dan Wina juga
menikmatinya". Saat itu kurasakan dadanya bergemuruh kencang.
Melihatnya diam saja dan cuma membelai kepalaku yang
disandarkan di dadanys saja,aku bertanya lagi," mas,kok diam? Bilang sama Wina
fantasi seperti apa yang Mas mau? Ngomong aja Mas. Wina gak akan marah kok.
Siapa tau fantasi Mas itu bisa bikin Wina tambah menikmati percintaan kita ya
kan??".
Dengan suara ragu Mas Rian berkata,"Tapi sayang janji
jangan marah ya? Soalnya kan ini cuma fantasi aja,cuma khayalan. Janji gak
marah?".
Aku menjawab,"iya,Wina janji ga akan marah. Masa sih Wina
marah cuma gara-gara Wina tau fantasi atau hayalan Mas aja? Wina gak akan marah
Mas. Bilang deh. Wina jadi penasaran nich".
"Mas pengen banget threesome."kata Mas Rian lalu.
Mendengar itu,aku lalu duduk didepannya membiarkan sepasang dadaku terbuka dan
berjuntai indah.
"Maksud Mas threesome itu apa? Wina gak ngerti
deh?" kataku. Aku kurang paham istilah threesome.
Mas Rian lalu menjelaskan. "Threesome itu dua cowok
menyetubuhi satu cewek gantian. Ceweknya melayani dua cowok bersamaan. Seperti
DVD yang kita tonton tadi itu loh."
Aku dan Mas Rian tadi memang menonton bokep dulu lalu
bercinta.Aku mencoba mencerna kata-kata kekasihku yang sangat ku cintai ini.
Aku mulai paham maksudnya. Tapi untuk memastikan,aku bertanya padanya.,
"jadi maksud Mas,Mas mau ngentot cewek berdua dengan
satu cowok lagi? Mas dan cowok itu ngentot satu cewek ganti-gantian? Gitu
maksud Mas?".
"iya",jawab Mas Rian,"Mas ingin sekali ngentot
satu cewek berdua dengan cowok lain. Tapi jangan marah dulu,ini kan cuma
hayalan sayang."katanya lalu meraih tubuhku dan memelukku lalu membelai
rambutku.
Aku lalu berkata,"Gak boleh!! Mas gak boleh bercinta
dengan cewek lain selain sama Wina. Wina gak rela!!".
"Loh,memangnya tadi Mas ada bilang kalo Mas mau ngentot
cewek lain??!! Gak kan?!"kata Mas Rian.
Bagai petir menyambar di dekatku kekagetanku. Secepat kilat
pikiran buruk menyelinap di otakku.Secepat kilat aku melepaskan diri dari
pelukannya lalu menatapnya tajam.
"Maksud Mas apa? Maksud Mas,Mas mau ngentot Wina berdua
dengan cowok lain? Mas mau nyuruh Wina melayani cowok lain? Maksud Mas,Mas mau
melihat Wina dientot cowok lain dan kalian ngentot Wina bergantian??!! Apa itu
maksud Mas?!" kataku dengan nada tinggi.
"iya sayang"jawabnya lirih.
Aku melepaskan nafas berat sambil berkata,"Kok Mas tega
sih mengijinkan cowok lain menjamah dan menikmati tubuh Wina, istri yang Mas
cinta?! Atau, Mas sudah gak cinta Wina lagi?!".
Mas Rian menatapku sambil menjawab,"Mas sayang,Mas
cinta. Aduh sayang,jangan marah. Kan tadi sudah janji ga akan marah. Lagipula
ini kan cuma khayalan,cuma fantasi".
Aku meledak lagi,"Tapi khayalan Mas itu keterlaluan. Wina
gak ngerti kenapa Mas bisa punya fantasi seperti itu. Sekarang jelaskan sama Wina,kenapa
Mas bisa berfantasi seperti itu.".
"Mas ingin melakukannya karena itu adalah fantasi Mas
yang sudah lama banget ingin Mas wujudkan"kata Mas Rian.
"Tapi kalau itu terwujud,Wina akan disentuh orang lain
kan?!"tanyaku kesal,"Apa Mas rela?!"
Mas Rian menarikku dalam pelukannya lagi dan membelai
rambutku lalu berkata,"Mas gak rela kalau Wina melakukannya di belakang Mas.
Tapi ini kan beda sayang. Mas mengijinkannya,karena Mas juga ikut dalam
permainan ini".
Lemas aku mendengar kata katanya. Aku sangat
mencintainya,dan akupun tau dia juga begitu. Tapi apakah dengan fantasinya itu
dia masih mencintaiku?
Melihatku diam saja,Mas Rian juga ikut diam. Sementara aku
sendiri memikirkan kata katanya barusan. Aku melayani 2 lelaki sekaligus di
atas tempat tidur?! Jujur saja dadaku berdebar2 jadinya. Rasa takut dan
penasaran berbaur jadi satu. Kupejamkan mataku,lalu mencoba membayangkan
seandainya itu benar2 terjadi.
Kubayangkan tubuh indahku di jamah orang lain dengan di
saksikan Mas Rian suamiku. Kubayangkan saat tangan Mas Rian meremas buah
dadaku,ada lelaki lain yang di saat bersamaan menciumi memekku,atau bahkan
sedang menyetubuhiku. Kubayangkan juga lelaki lain itu menciumi buah dadaku
sementara Mas Rian sedang menjilati itilku.
Ooohhh...,entah mengapa aku sangat terangsang sekali dan
luar biasa bergairah membayangkannya. Benar kata Mas Rian,itu adalah sebuah
fantasi yang benar2 erotis dan mendebarkan.
"Sayang",kata Mas Rian tiba2,"fantasi itu
tadi kan cuma khayalan. Jadi jangan terlalu di pikirkan. Namanya juga
khayalan".
Aku menjawabnya lirih,"Mas,jika itu benar2 terjadi Mas
pasti gak akan mencintai Wina lagi dan akan meninggalkan Wina kan?!"
Sambil terus membelaiku,Mas Rian berkata,"Sayang..Apapun
yang terjadi Mas akan tetap mencintai Wina dan gak akan ninggalin Wina. Ini
semua gak ada hubungannya dengan perasaan kita. Ini murni tentang variasi dan
kepuasan seks kita. Ini murni soal seks dan sesuatu yang baru dan liar dalam
hubungan seks kita supaya gak monoton. Wina paham kan sayang?"
Aku mengangguk pelan. Aku benar2 bingung kini. Fantasi Mas
Rian memang mendebarkan dan sungguh membuatku penasaran. Di satu sisi aku ingin
benar merasakan sensasi disetubuhi 2 lelaki sekaligus. Tapi di sisi lain aku
takut Mas Rian sakit hati lalu meninggalkanku,walaupun aku tahu dan yakin Mas
Rian gak akan meninggalkanku.
"Sayang,memangnya Wina mau melakukannya?"tanya Mas
Rian lagi.
Aku menggumam pelan,lalu menjawab lirih,"Wina...Wina..mau
Mas.."jawabku.
Yah..,akhirnya aku satu suara dengan fantasi Mas Rian
suamiku Toh aku tidak berkhianat karena Mas Rian juga sangat menginginkannya.
Lagipula,mencari pengalaman baru yang menyenangkan bersama kekasih tercinta
sah2 saja selama saling mencinta. Ditambah lagi,aku juga ingin tahu rasanya
disetubuhi 2 lelaki sekaligus.
"Wina yakin?"tanya Mas Rian memastikan.
"Iya Mas,Wina yakin banget"jawabku tegas. Mas Rian
tersenyum lalu mencium lembut bibirku.
"Tapi,ada sedikit aturan sayang"kata Mas Rian.
"apa peraturannya Mas?"tanyaku penasaran.
"Pertama,Wina harus bermain lepas. Jangan canggung.
Jangan karena ada Mas lalu sayang jadi takut berekpresi. Jangan pikirkan
apapun. Nikmati saja permainan itu. Apapun yang mau Wina lakukan selama
permainan kita itu nanti,lakukanlah. Mas ingin sayang benar2 menikmati
permainan itu sebagai cewek,sebagai manusia,bukan sebagai pacar Mas. Wina bisa
kan sayang?"tanya Mas Rian setelah panjang lebar.
"Iya Mas,Wina paham"jawabku dengan berdebar,"Wina
janji akan benar2 menikmati permainan itu tanpa canggung walaupun ada Mas"
Aku merasakan sekujur tubuhku lemas dan aku semaki tenggelam dalam pelukan Mas
Rian. Kurasakan debaran jantungnya begitu kencang,sama kencangnya seperti
debaran jantungku.
"Oh Mas"kataku lirih,"kenapa kita bisa segila
ini Mas? Wina gak pernah membayangkan buah dadaku,memekku juga,dijamah lelaki
lain. Wina gak pernah membayangkan akan dientot lelaki lain selain Mas,apalagi
dientot 2 lelaki sekaligus. Apa kita gila Mas?"
Mas Rian menjawab,"kita gak gila sayang,wajar kalau
kita mencari nuansa baru dalam hubungan seks kita tanpa harus
berkhianat."lalu Mas Rian menyambung,"Mas sudah gak sabar menunggu
saat itu tiba. Kalo sayang gimana? Apa sudah gak sabar juga?"
Pertanyaannya mengagetkanku. Aku malu jika menjawab iya.
Tapi selama ini kami selalu terbuka dan jujur dalam soal seks. Kami tak sungkan
saling mengungkapkan hasrat kami dengan kata2 paling kotor sekalipun.
"Mmmmm....iya Mas",jawabku akhirnya,"terus
terang,Wina juga sudah gak sabar Mas. Wina berdebar debar membayangkannya Mas. Mas
gak marah kan sayang?"
Mas Rian tertawa lalu menjawab,"Mas gak marah sayang. Mas
malah senang Wina merasa begitu. Itu akan sangat membantu di saat hal itu
terjadi".
Lalu menyeruak satu pertanyaan di benakku. Kapan kami akan
melakukannya? Lalu siapa lelaki yang akan jadi partner kami? Apa Mas Rian sudah
punya calon?
Ketika ku utarakan hal ini,Mas Rian menjawab,"Gak
sekarang sayang. Kita harus cari waktu yang tepat. Kondisi Wina harus dalam
keadaan prima. Sayang juga harus dalam keadaan tidak subur. Cowoknya juga harus
yang gak kita kenal,dan bukan orang sembarangan. Yang jelas,gak sekarang
sayang".
Oh..,jawabannya membuatku kecewa. Aku sudah tak sabar,tapi
dia memang benar. Aku juga gak mau sembarang lelaki yang menyetubuhiku.
Singkat cerita,Mas Rian memotret tubuh telanjangku dengan
handphonenya. Katanya untuk ditunjukkan pada lelaki yang akan jadi partner seks
kami. Aku setuju saja dengan syarat foto2ku nanti hanya diperlihatkan,bukan
diberikan. Diam diam aku merasa bangga bahwa akan ada lelaki lain yang akan
menyaksikan kemolekan tubuhku walaupun baru sebatas foto. Sudah kodrat wanita
untuk merasa begitu kurasa. Walaupun kebanyakan malu untuk menyatakannya terus
terang. Tubuhku yang mulus,buah dadaku yang ranum dan padat,pinggul dan
pantatku yang besar,memekku yang mungil dan segar namun berbulu lebat,semuanya
tak lepas dari bidikan handphone Mas Rian.
Setelah itu kami lalu bercinta dengan liar. Sepanjang
bercinta,tak henti2nya kami mengungkapkan fantasi kami tentang ngeseks bertiga.
Apalagi aku memang suka sekali mengungkapkan kata2 kotor saat bercinta. Saat Mas
Rian tengah menyetubuhik,aku membayangkan buah dadaku tengah diremas2 lelaki
lain dan akupun tengah mengulum dan menghisap kontolnya yang besar dan panjang.
Oouuhh..,aku semakin bergairah. Percintaan kami menjadi semakin liar dan liar.
Aku jadi suka meremas remas dadaku sendiri dan memainkan
itilku sambil membayangkan dua lelaki tengah mencumbuku. Dan saat aku sudah
benar2 terangsang,aku berbaring di tempat tidur sambil menggerayangi tubuhku
sendiri. Ku remas kuat kuat buah dadaku sambil memilin putingnya dan kumainkan
itilku sambil memasukkan jari2ku ke dalam lubang memekku,meresapi kenikmatan
yang menjalar dengan membayangkan dua lelaki tengah mencumbui tubuh indahku.
Oohh..,aku benar2 bergairah membayangkannya dan sudah sangat tak sabar untuk
mengalaminya.
Semalam Mas Rian bercerita bahwa dia sudah menemukan orang
yang tepat. Namanya sebut saja Beni,usianya 29 tahun. Dari fotonya aku melihat
bahwa dia orang yang ganteng. Kata Mas Rian Beni ini adalah manajer sebuah
perusahaan penyalur handphone dari kota B. Beni langsung setuju ketika Mas Rian
menawarkan untuk threesome ketika diperlihatkan foto2ku.
Aku ingat benar hari itu. Semenjak pagi aku sudah gelisah
dan berdebar. Mas Rian tampaknya masih sibuk. Aku takut acara hari ini batal.
Apalagi mendung menggantung dari pagi.Tepat jam 3 Mas Rian datang. Sesampainya
di sana Mas Rian menyuruhku mandi sementara dia sendiri menunggu kedatangan
Beni (seterusnya aku panggil Mas Beni).Segera aku masuk kamar tidur,lalu mandi
dikamar mandi yang terletak dikamar. Kubersihkan tubuhku sebersih mungkin.
Setelah mandi,aku memakai kaos oblong putih tanpa BH hingga payudaraku
membayang,lalu memakai celana pendek dari jeans yang kupotong tanpa memakai
celana dalam hingga pahaku yang putih mulus terpampang jelas. Kusapukan bedak
tipis diwajahku,lalu ku oles bibirku dengan lipstik merah jambu tipis saja.
Lalu ikut bergabung dengan Mas Rian diruang tamu menunggu kedatangan tamu
istimewa kami. Mas Rian menatapku dengan takjub,"kamu memang cantik dan
seksi sayang," katanya.
Aku hanya tersenyum sambil menjatuhkan diri dalam
pelukannya.Tiba2 hujan turun dengan derasnya. Saat itulah Mas Beni datang.
Oh..dia memang ganteng dan berbadan tegap. Saat Mas Rian
mengenalkan kami,ku lihat berkali2 dia mencuri pandang ke arah dadaku yang
membusung dan membayang dari balik bajuku dan kadang dia melirik pahaku. Aku
sedikit risih,tapi juga bangga.
Mas Beni lalu minta ijin untuk mengganti pakaiannya yang
sdikit basah. Mas Rian mengantarnya ke kamar tamu,sementara aku sendiri masuk
ke kamar Mas Rian,menghidupkan TV,lalu duduk berselonjor Masi diatas tempat
tidur sambil bersandar dikepala tempat tidur. Inilah saatnya,pikirku. Ooh..,aku
sudah sangat tak sabar. Jantungku berdetak semakin kencang. Rasa
takut,penasaran,gairah,birahi,ragu,semua bercampur jadi satu.
Tak berapa lama mereka masuk kedalam kamar. Aku tambah
berdebar. Apalagi mereka hanya mengenakan celana pendek saja dan bertelanjang
dada. Mas Rian langsung naik keatas tempat tidur lalu duduk di samping kiriku. Mas
Beni juga ikut naik dan duduk di samping kananku walaupun posisinya tak serapat
Mas Rian. Jadilah aku diapit dua lelaki yang sebentar lagi akan menjamah dan
menikmati tubuhku. Aku semakin berdebar.
Suasana aku rasakan sdikit canggung. Untuk mencairkan
suasana,Mas Rian dan Mas Beni berkali2 melontarkan joke2 lucu yang membuat
suasana agak sdikit rileks.
Setelah beberapa saat,Mas Rian merangkulku dari belakang
sambil berkata,"hujannya tambah deras ya? Enaknya ngapain yah.." aku
tak menjawab,Mas Beni juga. Seakan2 kata2nya tadi merupakan aba2 di mulainya
pesta ini. Dan benar saja.
Kedua tangan Mas Rian yang merangkulku dari belakang
perlahan menyusup masuk kebalik kaosku,menyentuh buah dadaku yang memang tak
memakai BH,lalu mulai meremasnya lembut. Aku mulai terangsang. Aku melenguh
pelan. Ku lihat Mas Beni menyaksikan kami dengan tenang.
Mas Rian lalu menyingkap kaosku lalu menariknya lepas dari
tubuhku. Buah dadaku telanjang sudah. Gundukan bukit kenyal itu kembali
diremas2 lembut oleh Mas Rian. Mas Beni mulai bergerak. Dibelainya Masiku mulai
dari lutut terus kepahaku. Usapannya membuatku semakin terangsang. Untuk
mempermudah posisi,ku letakkan tubuhku didepan Mas Rian sedikit miring,lalu
bagian bawah tubuhku ku condongkan sedikit ke arah Mas Beni.
Dadaku semakin bergemuruh saat kulihat Mas Beni melepaskan
kaitan celanaku dan menurunkan resletingnya. Kurasakan remasan tangan Mas Rian
pada buah dadaku semakin melembut. Perlahan sekali,Mas Beni menurunkan
celanaku. Kuangkat sedikit pahaku agar dia lebih mudah melepaskan celanaku.
Oh,kini vaginaku telah terlihat jelas. Bukit mungil berbelah
dan sedikit menggunduk berbulu di bawah perutku itu kini ditinggalkan
penutupnya yang telah terbang ke lantai. Aku telanjang sudah.
Mas Rian menghentikan remasannya pada buah dadaku dan
menyingkirkan tangannya dari situ. Dengan posisi tubuhku yang setengah
berbaring dan bersandar pada Mas Rian dan bagian bawah tubuhku yang setengah
condong ke arah Mas Beni,aku semakin terlihat menggairahkan.
Ketika Mas Rian menyingkirkan tangannya dari dadaku,aku tahu
bahwa Mas Rian suamiku memberikan kesempatan kepada Mas Beni untuk menikmati
keindahan tubuhku dengan matanya. Ku lihat mata Mas Beni menjelajahi tiap inci
tubuh telanjangku dengan berbinar2 sambil sesekali meneguk liurnya. Ah,lemas
rasanya tubuhku. Kujatuhkan tubuhku ke pangkuan Mas Rian dan berbaring sepenuhnya.
Ya Tuhan...Ini adalah pertama kalinya tubuh telanjangku di lihat oleh lelaki
lain selain Mas Rian. Tetapi sungguh,aku sangat menikmatinya.
"Wina,kamu cantik sekali",kata Mas Beni sambil
tersenyum,"Tubuhmu juga bagus banget. Rian,kamu pasti sangat mencintainya"
Mendengar itu Mas Rian tersenyum lalu membelai rambutku
sambil berkata,"Iya,aku sangat mencintai Wina apapun yang terjadi".
Hatiku menjadi sejuk mendengarnya.
"Wina juga sayang dan cinta banget sama Mas Rian"
kataku mesra.
Mas Beni lalu menyentuh buah dadaku dengan kedua
tangannya,lalu membelai belai dengan lembut. Darahku langsung berdesir. Mas
Beni mulai meremas buah dadaku dengan lembut sambil sesekali memilin milin
putingnya. Nafasku mulai memburu,birahiku perlahan mulai naik.
Aku memandang Mas Rian yang masih membelai rambutku dengan
tangan kirinya. Mas Rian tersenyum padaku sambil mengangguk. Itu cukup sebagai
pertanda untukku. Desahan yang sejak tadi kutahan,kini kulepaskan. Aku mendesah
pelan meresapi kenikmatan kecil yang kudapatkan dari remasan tangan Mas Beni
pada payudaraku.
Tangan Mas Beni lalu turun perlahan menyusuri perutku. Kini
ganti tangan kanan Mas Rian yang meremas dadaku kiri kanan bergantian.
Sementara itu tangan Mas Beni terus turun menyusuri perutku menuju memekku. Tubuhku
menggelinjang. Secara naluriah,aku melebarkan pahaku dan mengangkang saat
tangan Mas Beni telah menyentuh memekku.
Mas Rian kekasihku masih terus saja meremas-remas buah
dadaku. Sementara Mas Beni mulai membelai-belai memekku. Oohh..aku serasa terbang.
Aku buka pahaku semakin lebar hingga memekku semakin terpampang. Mas Beni mulai
beraksi dengan liar di memekku. Aku rasakan dia membuka belahan memekku,lalu
jarinya bermain dimemekku yang telah mulai basah. Saat jarinya bermain di
itilku,kenikmatan tiba-tiba menyengat.
"Ooouugh...."aku mendesah nikmat. Aku benar-benar
terbuai. Aku terus mendesah dan mengerang lirih menikmati setiap rangsangan
yang datang. Suamiku yang meremas-remas dan memilin puting buah dadaku,dan
lelaki lain yang tengah memainkan memek dan itilku. Oh..,luar biasa sensasinya.
"Aaaaahhhh...." aku mendesah lagi. Semakin lama
aku semakin terbuai. Apalagi saat Mas Rian mulai menciumi dan menyedot-nyedot
buah dadaku. Uukh...nikmatnya tak terkira. Aku hanya bisa mendesah dan
mengerang sambil menggeliat-geliat erotis. Memekku semakin nikmat rasanya
karena Mas Beni terus dan terus memainkan itilku. Aku terus mengerang nikmat
sambil mulai mengeluarkan kata-kata panas. "Aaaahh...oohh...sayang...terus
sedot teteku Mas...aaaakhh...Mas Beni....mainin terus itilku Mas...ooh...nikmatnya
Mas..oh.."
Mereka tampak semakin bernafsu mendengar kata-kataku.
Tiba-tiba Mas Rian suamiku turun dari tempat tidur sambil berkata,"Mas mau
pipis dulu ya sayang,Wina sama Beni dulu yah".
Aku mengangguk sambil terus mendesah. Tapi yang kulihat,Mas
Rian menghidupkan rokoknya sambil terus memperhatikan adeganku dan Mas Beni di
tempat tidur. Rupanya Mas Rian sengaja memberi kesempatan pada Mas Beni untuk
duluan mencumbuiku. Ada sedikit rasa risih dan canggung menyeruak sekilas
karena aku bercumbu di saksikan oleh orang yang kucintai dan mencintaiku. Tapi
aura kenikmatan yang melingkupiku,membuat perasaan canggung itu hilang.
Mas Beni lalu merebahkan tubuhnya di sisi kiri tubuhku.
Tangan kanannya masih bermain dimemekku,membuat birahiku semakin memuncak saja.
Tangan kirinya lalu disusupkan dibawah kepalaku. Sambil terus memainkan jarinya
di itilku,Mas Beni mendekatkan wajahnya ke arahku untuk menciumku. Aku yang
memang sudah terbakar birahi dari tadi,dengan tidak sabaran merangkulnya lalu
menyambar mulutnya. Kami kemudian berciuman dengan rakusnya.
Permainan jari Mas Beni semakin menghebat dan makin nikmat.
Tubuhku menggelinjang liar. Erangan nikmat yang keluar dari mulutku kini hanya
berupa gumaman tertahan di sela-sela ciumanku yang dengan rakusnya meladeni
lumatan bibir Mas Beni.
Tiba-tiba aku merasa permainan jari Mas Beni di memekku
be3rhenti dan dia singkirkan jarinya dari situ. Aku hampir protes ketika aku
merasakan belahan memekku dibuka lebar lalu sesuatu yang basah dan hangat
menyapu sekujur memekku. Oooh...nikmatnya.
Kulepaskan pelukanku pada tubuh Mas Beni juga ciumanku,lalu
melihat ke bawah perutku. Ternyata Mas Rian kekasihku itu,dengan tubuh
telanjang sedang menciumi dan menjilati memekku diantara Masiku yang
mengangkang lebar. Kini aku benar-benar terbang. Aku mendesah semakin liar.
"Aaaaahh...ooough...aahh..aahh..."aku mengerang
nikmat sejadinya. Desahan dan erang kenikmatanku membuat mereka berdua
bernafsu. Mas Rian terus menciumi dan menjilat itilku sambil sesekali jarinya
masuk ke dalam lubang memekku dan Mas Beni sendiri tengah melumat sepasang buah
dadaku dengan rakusnya. Aaaaahh...aku benar-benar terbang. Kenikmatan yang
menjalari seluruh tubuhku datang dengan tak henti-hentinya.
Entah kapan terjadinya,tiba-tiba saja Mas Beni sudah
telanjang. Dia berlutut di depan wajahku sambil menyorongkan kontolnya. Oh,kontol
Mas Beni besar juga,lebih besar dan lebih panjang dari kontol Mas Rian. Segera
ku kocok kontol itu dengan tanganku,lalu kumasukkan ke mulutku. Mmmm...kontol Mas
Beni terasa penuh di mulutku. Kontol itu ku sedot,ku jilat,dan ku hisap dengan
rakusnya. Ku lirik Mas Beni yang tengah menikmati hisapanku pada kontolnya dan
kulihat juga Mas Rian yang tengah asik melumat memekku.
Mas Rian lalu bergerak merubah posisi kami bertiga. Dia
bersandar di kepala tempat tidur,lalu ditariknya tubuhku untuk bersandar pada
tubuhnya. Aku menyandarkan tubuhku,tapi dalam posisi setengah berbaring. Kedua
tangan Mas Rian merangkulku dari belakang. Tangan kirinya lalu meremas payudara
kiriku dan tangan kirinya mengucik memekku. Birahiku meledak lagi.
"Aaaaahh...ah.." eranganku meliar lagi. Birahiku
benar-benar memuncak saat ini sehingga dengan tangan kananku ku remas-remas
buah dadaku sendiri yang sebelah kanan. Ku lihat Mas Beni beringsut mendekati.
Di sela desahanku dan sambil terus meremas payudaraku sendiri,ku panggil dia.
"Aaaahh..Mas..Beni.. ciym dadaku kaaakhh..." Mas
Beni langsung menerkam buah dada kananku lalu melumatnya habis-habisan. Kutekan
kepala Mas Beni agar lebih rapat dan tenggelam dalam gundukan payudaraku.
Oh...sentakan kenikmatan kecil sungguh melambungkanku.
Aku benar-benar menyukai posisi ini. Aku bersandar pada
tubuh Mas Rian yang merangkulku dari arah belakang. Tangan kirinya meremas
payudara kiriku dan tangan kanannya mengucik memekku. Lalu ada Mas Beni yang
tengah melumat buah dadaku yang kanan. Sensasinya benar-benar luar biasa.
Tubuhku menggeliat-geliat liar. Erangankupun tak kalah menggairahkan.
"Aaaaahh......Mas...remas dadaku terus..Mas..aah..
gosok me..mek..ku Mas..terus...ah.."
Ditengah eranganku,Mas Beni tiba-tiba bergerak ke arah
selangkanganku. Jantungku berdetak makin kencang. Pemanasan tadi saja
sensasinya begitu luar biasa,apalagi intinya ini. Dia berlutut tepat di depan
selangkanganku. Diangkatnya kedua pahaku yang mengangkang lebar,lalu diletakkan
diatas pahanya. Lalu diarahkan Mas Beni kontolnya tepan di depan memekku yang
masih dikucik-kucik Mas Rian.
Aku tak sabar menanti untuk dientot oleh Mas Rian. Gairahku
yang memuncak membuatku ingin segera disetubuhi secepatnya.
"Aaahh..cepat...Mas..."pintaku pada Mas Beni di
sela eranganku.
"Apanya yang cepat sayang?" tanya Mas Rian sambil
terus meremas payudaraku dan mengucik memekku.
"Oohh...cepat...entot...Wina...Mas..."sahutku
sambil mengerang dan menggelinjang tak karuan. Tapi mereka terus saja
bertanya,seakan memainkan birahiku.
"Siapa yang mau ngentot Wina sayang?"tanya Mas
Rian lagi.
"Iya Wina,siapa yang ngentot Wina?" Mas Beni ikut
menimpali.
"Mas...Beni...oh...cepat...Mas Beni...entot Wina...cepat
Mas...aah..masukin..kontol Mas Beni...ke memek Wina Mas...ooh..." aku
menceracau tak karuan.
Oh..,aku memang sudah tak sabar merasakan kontol Mas Beni
masuk ke dalam memekku. Aku sudah sangat ingin merasakan kontol lelaki lain di
dalam memekku. Aku angkat-angkat pinggulku sambil menatap Mas Beni dengan
tatapan memohon. Lalu Mas Rian menyingkirkan tangannya dari memekku. Mas Beni
sendiri menekan pinggangnya.
Lalu kurasakan kontol Mas Beni yang besar dan panjang mulai
memasuki memekku sedikit demi sedikit. Aku mengerang tertahan. Gesekan kontolnya
di dalam memekku terasa begitu nikmatnya. Aku mulai tak terkendali.
"Aaaaahh..nikmat...enak Mas...terusshh...masukin
semuaaahh...aahh.."
Dan dengan satu hentakan lembut,akhirnya seluruh kontol Mas
Beni masuk dan tertanam seluruhnya dalam memekku.
"Aaakh...!!" aku memekik nikmat.
Sensasinya luar biasa sekali. Memekku terasa penuh karena kontol
Mas Beni yang besar dan panjang. Mas Beni lalu mulai menggoyang lembut dan
teratur,membuatku terbang ke nirwana. Sesekali ku angkat pinggulku,menyongsong
hentakannya agar kontol Mas Beni tertanam sedalam mungkin.
"ah...ah...ouh...ah...aahh..." desahanku membuat Mas
Beni semakin bersemangat mengentot aku.
Oh,aku benar-benar terbuai. Tubuhku tak lagi bersandar
ditubuh Mas Rian,tapi sedikit demi sedikit mulai turun dan telentang sepenuhnya
dengan kepalaku yang berada dipangkuan Mas Rian.
Mas Rian sendiri kini duduk sedikit membungkuk sambil
meremas remas buah dadaku. Tak pernah kubayangkan ini terjadi. Aku berbaring di
pangkuan suamiku yang tengah meremas payudaraku,dan disaat bersamaan ada lelaki
lain yang tengah menyetubuhiku didepan matanya. Oh,ini betul-betul kegilaan
yang menyenangkan.
Sambil menikmati sentakan2 kenikmatan yang datang,ku
dongakkan kepalaku memandang Mas Rian. Ternyata Mas Rian tengah memperhatikan kontol
Mas Beni yang tengah keluar masuk dimemekku,dan juga memperhatikan ekspesi
kenikmatan dan birahi yang terpampang di wajahku. Kontol Mas Beni yang keluar
masuk dimemekku,erangan dan desahanku,mataku yang sayu,serta sentakan2 refleks
tubuhku dan geliat tubuh telanjangku,semua rupanya tak lepas dari
pengamatannya.
Mas Rian balas menatapku. Ada sinar kepuasan di matanya.
Seakan akan ingin mengatakan bahwa dia bahagia telah berhasil memberiku
pengalaman baru yang menyenangkan. Mas Rian tersenyum.
Oh,cintaku padanya benar2 meluap kini. Demi kepuasan kami
berdua yang lebih dan lebih puas lagi,apapun dia lakukan. Apapun juga telah dan
akan ku lakukan demi kepuasan kami berdua,tanpa harus selingkuh atau
berkhianat. Benar kata Mas Rian waktu itu bahwa ini semua tak ada hubungannya
dengan perasaan. Ini semua semata hanya soal seks. Buktinya saat ini,cintaku
padanya tak berkurang walaupun idenya ini membuatku terjamah dan dientot lelaki
lain. Malah cinta dan sayangku bertambah besar.
Oh,aku semakin melambung dan melambung. Aku benar-benar
menikmati semua ini. Mas Rian sangat senang mendengar aku mengucapkan kata kata
panas sebagai ungkapan kenikmatan yang aku rasakan.
"Wina lagi ngapain sayang?"tanya Mas Rian padaku
yang tengah terguncang2 dan mendesah2.
"Wina...aahh...lagi...dientot aaahh...lagi entotan...Mas..aaahh...nikmaatnyaaaah..."
aku menjawab sambil mendesah nikmat.
Sekilas ku lihat Mas Beni menyeringai. Oh.,aku tak peduli.
Aku hanya ingin menikmati semua ini sepuasnya.
"Siapa yang lagi ngentot Wina sayang?" tanya Mas
Rian lagi.
"Mas Beni...aah...aahh...Wina lagi aaah...dientot...Mas
Beni...hhh..".
"Wina enak gak di entot sama Mas Beni?"kali ini Mas
Beni yang bertanya.
"Oookhh...nikmat dong...aahh...kontol Mas
Beni...enaaaaakh..."
Perlahan aku merasakan kenikmatan semakin memuncak. Tiba2 Mas
Rian menyingkirkan tubuhnya,lalu berlutut di sampingku. Dengan rakus ku sambar kontolnya
lalu menghisapnya. Oh,benar-benar nikmat persetubuhanku kali ini.
Aku mengerang,mendesah nikmat,dan menggelinjang2 karena ada
pria asing tengah menyetubuhiku,dan aku sendiri tengah mengoral kontol
kekasihku. Sungguh pengalaman seks yang luar biasa.
Mas Beni semakin liar dan makin cepat menyetubuhiku. Tubuhku
terguncang makin hebat di iringi pekikan ku. Mas Rian menyingkir ke sisi tempat
tidur. Mas Beni yang sejak tadi menyetubuhiku dalam posisi berlutut,kini
menjatuhkan tubuhnya menindihku sambil bertumpu pada sikunya. Dengan tak sabar
kupeluk dia lalu kami mulai berciuman dengan rakusnya. Dibawah tindihan Mas
Beni yang menyetubuhiku,ku sentak-sentakkan pinggulku ke atas,mengimbangi
gerakan naik turun pinggang Mas Beni yang cepat dan bertenaga. Kenikmatan yang
ku rasakan semakin memuncak,membuatku menggelinjang semakin liar di bawah
tindihan Mas Beni. Pelukanku semakin erat dan ciumanku semakin rakus.
"mmmmhhh...ah..mmmmhh...oh...cepat Mas...mmmhh...Wina
hampir aaahh...aah..." pekikku. Yah,aku hampir meraih puncak kenikmatan. Mas
Beni benar-benar semakin cepat dan semakin kuat menghentak2 di
selangkanganku.Sedikit lagi...oh..sedikit lagi..
"aaaaaaakkhhhh.....dikit..lagi
...aaaah...yaaahh...yaaaah...ah...ah...ah...aaaaaa
aaaaaaagghh...oooooohh...aaaaaaaahh..."
Aku memekik dan mengerang panjang saat puncak kenikmatan itu
kuraih. Mataku terpejam rapat,kepalaku mendongak,dan mulutku terbuka meluapkan
pekik kenikmatan yang tiada tara. Kupeluk erat2 tubuh Mas Beni yang menindihku.
Tubuhku bergetar dan mengejang saat kenikmatan tak terhingga muncul di memekku
dan menjalar ke seluruh tubuhku.
Ooohh...nikmatnya tiada tara. Aku terkulai lemas sementara Mas
Beni masih terus menggenjotku walaupun tak sekuat tadi. Goyangannya menjadi
lembut. Memekku terasa lebih licin. Aku terkapar,meresapi sisa2 kenikmatan yang
masih tersisa. Tubuhku tersentak2 kecil menandakan masih ada sisa2 orgasme yang
bisa ku nikmati.
Tiba2 Mas Beni melepaskan tindihannya dan mencabut kontolnya
dari memekku. Lalu ganti Mas Rian kini yang berlutut di depan selangkanganku.
"Sekarang Wina entotan sama Mas ya sayang.."kata Mas
Rian. Aku tersenyum sambil mengangguk lemas. Aku pejamkan mataku,meresapi kontol
Mas Rian yang mulai masuk,dan setelah itu mulai keluar masuk pada lubang
memekku. Kontol Mas Rian memang tak sebesar dan sepanjang kontol Mas Beni
tadi,tapi tetap saja nikmat. Saat ku buka mataku,kulihat Mas Beni mulai
menjilati buah dadaku.
Oh...inikah sensasinya bercinta bertiga?? Sensasinya datang
tak henti2nya. Gairahku bangkit lagi. Mulutku mulai lagi mendesah dan
mengeluarkan kata2 hot.
"aah...aah...entotan enaaaakh...oh..". Mas Beni
terus melumat buah dadaku yang terguncang2 karena hentakan Mas Rian yang
menyetubuhiku. Oh,sensasinya luar biasa.
"aaaaahh....terus...oh..." aku mendesah gairah,aku
merintih birahi,aku mengerang nikmat,aku mengeluarkan kata2 kotor. Walaupun
belum puncaknya,tapi kenikmatan yang datang cukup melambungkanku saat dua
lelaki ini tengah mencumbuiku.
Di saat aku tengah mendaki sedikit demi sedikit puncak
kenikmatan,Mas Rian tiba2 mencabut kontolnya lalu bergerak cepat bersandar
dikepala tempat tidur. Secara bersamaan,Mas Beni melepaskan ciumannya di buah
dadaku. Belum sempat ku sadari apa yang terjadi,tubuhku sudah dibalikkan hingga
tengkurap. Aku disuruh nungging. Kuangkat pantatku hingga menjulang dengan
bertumpu pada lututku. Ku lekukkan bagian atas tubuhku ke bawah dengan bertumpu
pada sikuku,bukan dengan telapak tanganku,sehingga posisi tubuhku semakin
menggairahkan.
Mas Beni lalu berlutut tepat di depan pantatku yang
menjulang,lalu mulai memasukkan kontolnya ke memekku lagi,menyetubuhiku dari
belakang. Aku memekik. Kenikmatan kecil datang menyengat. Aku lalu mulai
mengulum kontol Mas Rian kekasihku yang duduk di depanku.
Ough...kenikmatan mulai menjalar lagi. Semakin nikmat
gesekan Mas Beni ku rasakan pada memekku,maka semakin rakus aku mengulum dan
menyedot kontol Mas Rian. Apalagi kini Mas Rian mulai meremas-remas buah dadaku
yang bergantungan. Akh...benar-benar mengasikkan. Beberapa saat kemudian,ku
rasakan Mas Beni mengentotku semakin cepat dan kuat. Akupun merasa puncak
kenikmatan akan ku raih kembali. Maka kulepaskan sedotanku pada kontol Mas Rian
agar aku lebih leluasa mengerang.
"aaaah...aaah...cepat Mas...ah...aaaakkhh....Wina
hampir...lagihh...akh..." erangku lalu kembali mengulum dan menyedot kontol
Mas Rian sambil mengerang tertahan,"mmmmmm....mmmmhhh..."
"Oh..aku juga hampir sampai Win..ah.." sahut Mas
Beni juga.
Kurasakan genjotannya semakin cepat dan kuat. Rupanya dia
tengah mendaki puncak. Akupun merasa orgasmeku pun semakin dekat. Tubuhku
semakin terguncan hebat. Ku lepaskan mulutku dari kontol Mas Rian lalu mulai
memekik nikmat. Mas Rian tambah kuat dan ganas meremas2 buah dadaku yang
bergantungan dengan dua tangannya.
Oh,aku
sampai."aah...aaaaaaaaaahh...aaaaaaaaaaaahhhhhhhhh
h.........aaaaaaaarghh..aaakh..." aku memekik dan mengerang sejadinya saat
orgasmeku yang kedua ini ku raih.
Sedetik kemudian ku dengar Mas Beni melenguh panjang sambil
menghentakkan tubuhnya sekuat mungkin dipantatku. Kedua tangannya yang sedari
tadi memegang pinggulku kiri kanan kini mencengkeram pinggulku dengan kuat.
Bersamaan erangannya,kurasakan air maninya menyembur kencang di dalam
memekku,menghantam dinding vaginaku.
Ooh...,nikmatnya luar biasa. Orgasmeku terasa 2x lebih
nikmat saat semburan air mani Mas Beni menghantam dinding vaginaku.
Sambil mengerang lirih dan meresapi nikmat orgasme yang
tersisa,tubuhku menggelosor jatuh di tempat tidur dengan pantatku yang masih
nungging menjulang. Nafasku masih memburu. Mas Beni perlahan mencabut kontolnya
dari memekku. Aku mendesah. Saat Mas Beni telah mencabut seluruh kontolnya,aku
serasa tak mampu lagi nungging. Kujatuhkan tubuhku hingga tertelungkup dan
tengkurap seluruhnya. Ku rasakan sebagian sperma Mas Beni yang tadi keluar
didalam memekku,meleleh keluar. Ku resapi itu sambil mengerang lirih.
"Enak sayang?" tanya Mas Rian.
"iyaah Mas...oohh...enak banget Mas...nikmaaaath..."sahutku
dengan lemas.
Mas Beni dan Mas Rian sama2 duduk bersandar di kepala tempat
tidur,sementara aku telungkup di antara mereka,ditengah2nya dengan kepala
menghadap ke Mas Rian.
"Masih sanggup gak entotan lagi? Masih kuat gak dientot
lagi?"tanya Mas Beni.
"Asal enaaakh...asal nikmat kaya tadi...Wina
sanggupphh...entotan enakkh...ah.."jawabku dengan lemas dan sambil menutup
mata.
Lalu kurasakan punggungku diusap2,lalu turun sampai pantatku
yang besar dan montok,lalu mengusap2 disitu. Pantatku diusap2 dan bongkahan
daging kenyal pantatku diremas2. Oh...gairahku perlahan mulai bangkit lagi.
Aku ingat,Mas Rian suamiku belum orgasme. Perlahan
kubalikkan tubuhku hingga terlentang. Kini ganti Mas Beni yang menjadi tempat
tumpuan kepalaku. Mas Beni lalu meremas buah dadaku lembut. Sambil
berbaring,kubersihkan memekku dari lelehan air mani Mas Beni tadi dengan
seprai. Mas Rian sudah berlutut didepanku,lalu dengan satu hentakan dia
masukkan kontolnya seluruhnya dalam memekku.
"aauukh...ah.."aku memekik antara kaget dan
nikmat.
Mas Rian mulai menyetubuhiku dengan cepat. Oh...gairahku
bangkit lagi. Apalagi Mas Beni meremasi buah dadaku sambil memilin putingnya.
Aku kembali mengerang, "aaaah...aaah..." eranganku
terputus saat Mas Beni memiringkan tubuhnya,lalu membungkuk dan menciumku. Ku
sambar bibirnya. Tubuhku semakin turun hingga akhirnya aku terlentang lagi. Mas
Beni merubah posisinya hingga dia merangMas sambil terus berciuman denganku dan
tangannya meremas buah dadaku.
Oh...kenikmatan mulai menjalari sekujur tubuhku lagi. Kali
ini begitu luar biasa. Mas Rian menyetubuhiku sambil jarinya memainkan itilku. Mas
Beni sendiri tak melulu mencium bibirku. Mulutnya merayap ke leherku,buah
dadaku,telingaku,oh..nikmatnya luar biasa. Oh...ya ampun,aku hampir mencapai
lagi orgasme ketigaku.
"Oohh...aaaaaaaaahh...Wina
sampai...aaaaaaaaaaaaaaakkhhhh....!!"
Aku memekik dan mengerang sejadi2nya saat orgasme ketigaku
ini datang. Tubuhku menghentak2 liar. Refleks ku remas sendiri buah dadaku
kuat2 sambil mengejang2,tak peduli Mas Beni yang tengah menjambak rambutku
sambil menjilat kupingku.
Mas Rian tiba2 menghentakkan pinggangnya kuat2 dan
membenamkan kontolnya sedalam mungkin sambil mengerang dan menyemburkan air
maninya didalam memekku. Kembali aku mengejang2 sambil mengerang panjang dan
meremas buah dadaku sendiri.
"aaaaaaaaaaaakhh...aaahh...aaaaahh..."Aku
mengerang nikmat. Semburan air mani Mas Rian didalam memekku begitu hangat dan
nikmat. Tubuhku kelojotan tak karuan. Lalu aku terkulai lemas,sambil melenguh
pelan saat Mas Rian mencabut kontolnya lalu berbaring di sisi kananku. Mas Beni
sendiri juga ikut berbaring di sisi kiriku. Kurasakan air mani Mas Rian dan
cairan memekku yang telah bercampur meleleh keluar dari memekku. Kurasakan
nikmat benar. Kami bertiga terkulai lelah ditempat tidur tanpa sehelai
benangpun. Mas Rian di kananku dan Mas Beni di kiriku,aku ditengah tengah
mereka.
Mas Rian masuk kamar mandi,membersihkan tubuhnya,lalu
setelah itu berbaring dengan hanya memakai celana dalam. Akupun lalu bangkit
menuju kamar mandi,lalu mandi sepuasnya. Badanku terasa lebih segar. Setelah
mengeringkan tubuhku, ku baringkan tubuhku yang masih telanjang disamping Mas
Rian lalu memeluknya. Malam memang mulai beranjak. Mas Rian bilang dia
ngantuk,ingin tidur sebentar. Aku mengiyakan karena kurasakan kantuk juga mulai
menyerangku. Sebelum tertidur,Mas Rian berpesan jika nanti Mas Beni tiba2
datang dan mengajak bercinta lagi,Mas Rian harus dibangunkan. Aku mengiyakan.
Kami lalu tidur dengan posisi aku berbaring miring memeluk Mas Rian yang tidur
terlentang.
Entah berapa lama kami tertidur ketika tiba2 ku rasakan ada
rabaan halus dipunggungku. Aku seketika terjaga,tapi aku pura2 masih tertidur
dengan dada berdegup2 kencang. Rupanya Mas Beni ingin menyetubuhi aku lagi.
Rabaan itu mengusap punggungku dengan lembut lalu perlahan turun hingga sampai
ke pantatku. Aku merasa pantatku diusap2 dan diremas2. Gairahku perlahan mulai
bangkit. Aku ingin membangunkan Mas Rian,tapi aku batalkan. Aku ingin menikmati
ini dulu. Saat kurasakan remasan di bongkahan pantatku semakin keras,aku pura2
menggeliat lalu menelentangkan tubuhku. Saat aku sedikit membuka mataku,ku
lihat Mas Beni tengah memandangi sekujur tubuhku. Cepat2 ku rapatkan lagi
mataku saat pandangannya beralih ke wajahku.
Aku merasa kedua pahaku kiri kanan diusap2. Usapan itu terus
naik menyusuri pinggulku,perutku,hingga akhirnya sampai di buah dadaku. Lalu
kurasakan sepasang buah dadaku diremas2 lembut. Perlahan ku buka mataku karena
aku benar2 bergairah. Mas Beni menatapku sambil tersenyum.
"Mas......" bisikku padanya. "Kamu memang
cantik Wina," kata Mas Rian sambil menindihku,"bodimu bagus. Mas suka
banget."
"Apanya yang bagus Mas?" tanyaku memancing
pujiannya atas keindahan tubuhku.
"Dadamu ini, kencang dan kenyal banget" katanya
sambil meremas2 dadaku. "kalau....kalau memek Wina?"tanyaku nakal
sambil tersenyum.
"Memek Wina enak banget,sempit. Pokoknya nikmat."
jawab Mas Beni.
"Trus,Wina sekarang mau di apain nih?" aku
bertanya nakal lagi.
Mas Rian mendekatkan mulutnya ditelingaku lalu
berbisik,"Mas mau ngentot Wina sampai pagi. Mau kan Win??" Aku
menggelinjang karena Mas Beni berbisik sambil menciumi telingaku.
"Ooohh....entot aja Wina sampai pagi Mas,sampai Mas
puas," kataku di sela2 desahanku.
Mas Beni lalu mulai nencumbuku dengan ganas. Setiap inci
tubuhku tak lepas dari jamahan tangannya dan ciumannya. Buah dadaku tak
habis2nya di ciumi dan disedot2nya. Bahkan memekku kini tengah di jilatinya.
Kepalanya tampak bergerak2 di selangkanganku yang mengangkang lebar sementara
kedua tangannya terulur ke atas dan meremas2 sepasang buah dadaku.
"aaaaahh....aaaaah....oohh....nikmatnya Mas....ah...."
aku mengerang dan mendesah nikmat sambil menggeliat-geliat. Aku benar2
melayang.
Mas Rian tiba2 menggeliat bangun lalu melihat ke arahku yang
tengah menggelinjang2 dan mendesah2 nikmat. Sepintas rasa khawatir datang. Aku
takut dia akan marah karena dia tidak di bangunkan. Tapi,Mas Rian malah
tersenyum.
"wah,curang. Memulai pesta tapi aku gak di
bangunkan." kata Mas Rian. Mas Rian lalu membuka celana dalamnya lalu
menyorongkan kontolnya ke depan wajahku.
Ku kocok2 kontol Mas Rian lalu memasukkannya dalam mulutku
lalu mulai mengulum dan menyedot2nya. Oh,benar2 aku lupa daratan. Sensasi yang
ku rasakan karena memekku dijilati dan aku sendiri tengah menghisap kontol
benar2 luar biasa.
Tiba2 Mas Rian dan Mas Beni merubah posisi dengan cepat. Mas
Beni bersandar di kepala tempat tidur dalam posisi setengah berbaring lalu
mengangkat tubuhku. Aku mengerti. Segera ku kangkangkan Masiku lalu naik ke
atas tubuh Mas Beni. Ku pegang kontol Mas Beni lalu membimbingnya masuk ke
dalam memekku. Dengan tak sabar ku turunkan tubuhku dengan cepat.
"Aaaaaaaaaakh..........." Aku memekik karena kontol
Mas Beni langsung tenggelam dan masuk seluruhnya dalam memekku. Sejenak aku
diam tak bergerak sambil mengerang pelan. Kurasakan kontol Mas Beni terasa
penuh mengisi bagian dalam memekku. Posisiku kini duduk bersimpuh di atas
pinggang Mas Beni.
"ayo dong Wina sayang," kata Mas Rian yang kini
memelukku dari arah belakang lalu mulai meremas2 buah dadaku, "si Beni
sudah gak sabar ngerasain goyangan Wina."
Aku lalu mulai bergerak perlahan,mengangkat dan menurunkan
tubuhku agar kontol Mas Rian menggesek2 dinding memekku. Okh....kenikmatan mulai
menjalar. Apalagi Mas Rian meremas2 buah dadaku dan sebelah tangannya memainkan
itilku.
"Aaaaaaaahh..ah...ah...." aku mengerang nikmat.
Aku bergerak semakin liar. Kini aku tak lagi bergerak naik turun. Aku duduk di
paha Mas Beni dengan dua tangan kebelakang bertumpu pada kedua Masinya,lalu
memaju mundurkan pantatku. Mas Rian lalu mengambil posisi di sampingku,lalu
mulutnya menyambar buah dadaku yang terayun-ayun lalu melumat2 dan
menyedot2nya.
"Aaaaaaaahh..ah...ah...." Aku mendesah nikmat. Ku
maju mundurku pantatku semakin cepat,kadang memutar2nya. Kenikmatan semakin
menjalari. Desahan dan eranganku semakin menjadi. Dengan cepat aku merubah
posisiku lalu menindih Mas Beni. Aku sambar mulut Mas Beni lalu berciuman
dengannya. Mas Beni lalu memelukku. Aku naik turunkan pantatku semakin cepat
karena ku rasakan orgasmeku akan segera datang. Mas Beni juga menghentak2an
pinggangnya.
Aku benar2 melayang. Goyangan pantatku semakin cepat
menghentak2. Belum sempat ku raih orgasmeku,tiba2 Mas Rian menarik tubuhku dari
atas tubuh Mas Beni. Aku lalu naik ke atas tubuh Mas Rian lalu mengangkanginya.
Setelah kontol Mas Rian masuk,ku telungkupkan tubuhku diatas Mas Rian lalu
berciuman. Dengan tak sabar aku mulai menggerak2an pantatku. Kenikmatan
menyengat tiba2. Aku naik turunkan pantatku semakin cepat,Mas Rian juga
menyodok2 ke atas menyongsong hentakanku.
Oh,aku hampir sampai. Ku lepaskan ciumanku lalu mengerang
"Aaaaaaaaaahh....ah...Wina
hampir....ah...oh...aaaaaaaaaaaaaaaaaakkhhh.....aa aaaaaaahhh....." aku
memekik dan mengerang panjang saat orgasmeku datang. Mas Rian memelukku erat2.
Aku menekan pantatku kuat2 sambil tersentak2. Kugigit bahu Mas Rian. Kenikmatan
itu sungguh luar biasa. Ku rasakan begitu nikmat,menjalari seluruh tubuhku
sehingga membuat tubuhku lemas.
Aku lunglai tertelungkup di atas tubuh Mas Rian sambil
tersentak2 kecil. Belum habis sensasinya,Mas Beni kembali menarik tubuhku dari
atas tubuh Mas Rian lalu menelentangkanku. Mas Beni lalu mulai mengentot aku
dengan buasnya. Aku yang sudah lemas hanya bisa mendesah2 dan mengerang nikmat
tanpa melakukan perlawanan berarti.
Mas Beni menindihku dan menyetubuhiku dengan cepat dan
bertenaga. Mas Beni akhirnya mencapai orgasmenya,menyemburkan spermanya ke
dalam memekku sambil mengerang nikmat. Aku hanya mendesah nikmat sambil
tersentak2 dan memandang ekspresi Mas Beni yang tengah mengerang karena
berhasil mencapai puncak kenikmatan yang didapatnya dari tubuhku. Mas Beni lalu
terkapar lelah di sebelahku.
Mas Rian yang sedari tadi diam saja memandangi kami,kini
mulai bergerak dan menindihku. Aku mengerang saat kontolnya masuk ke dalam
memekku. Di bawah tindihan tubuhnya,aku merasa akan orgasme lagi. Setelah
beberapa saat,Mas Rian orgasme bersamaan dengan orgasmeku. Aku memekik liar
sambil tersentak kuat. Tubuhku menggelinjang tak karuan di serang oleh
kenikmatan tiada tara yang seolah melumpuhkan tubuhku. Mas Rian sendiri setelah
mencapai orgasmenya,lalu berbaring juga di sampingku. Kami bertiga berbaring
telentang dengan aku berada di tengah2 Mas Rian dan Mas Beni.
"Mas mau tidur sayang," kata Mas Rian.
"Wina juga Mas," kataku, "lemas aku. Mas Beni
juga mau tidur ya?"
"iya," jawab Mas Beni. "kalo gitu kita tidur
aja dulu semua. Wina capek."kataku lalu mulai memejamkan mata.
"O iya Rian," kata Mas Beni, "kalau nanti
subuh aku mau ngentot Wina lagi,boleh gak? Entar kamu aku bangunin".
"ya boleh aja," jawab Mas Rian."Wina mau kan entotan
nanti subuh sayang?".
"Iya," jawabku lirih.
"kalau kamu nanti mau ngentot Wina,entot aja,"
kata Mas Rian pada Mas Beni,"tapi aku gak usah dibangunkan,aku mau
istirahat. Kalian main aja berdua. Aku sudah cukup. Besok aja lagi."
"Beneran nih?"tanya Mas Rian,"habisnya
pacarmu ini cantik dan montok banget. Memeknya nikmat,goyangannya juga mantap.
Aku mau puas-puasin menikmati tubuhnya sebelum aku pulang ke kota Y
besok".
Aku yang sudah memejamkan mata,merasa bangga akan pujian Mas
Beni yang baru ku kenal ini.
"Iya,lakuin aja yang kamu mau,"kata Mas Rian,
"asalkan nanti Wina mau aja melayani kamu,lakukan aja. Yang pentin Wina
puas."
Kami lalu tertidur. Benar saja,saat subuh Mas Beni mulai
menggerayangiku lagi lalu kami mulai bercinta lagi. Decitan tempat
tidur,hempasan2 tubuh kami, serta erangan dan pekikan nikmatku tak membuat Mas
Rian suamiku terbangun. Aku gak tahu dia tidur atau pura2 tidur (esoknya Mas
Rian bercerita bahwa dia memang tidak terbangun. Dia terbangun hanya saat aku
mengerang saat orgasme pertamaku. Tapi dia kemudian pura2 tidur. Mas Rian hanya
setengah memejamkan matanya dan menyaksikan aku yang tengah memekik dan
mengerang nikmat di bawah tindihan Mas Beni yang menyetubuhiku saat aku mencoba
menggapai orgasme keduaku).
Ya,aku memang dua kali mencapai orgasme subuh itu. Aku
benar2 puas. Aku dan Mas Beni lalu tertidur sambil berpelukan. Aku tidak akan
melupakan saat itu. Aku tidur berpelukan telanjang bulat sambil berpelukan
dengan lelaki lain memunggungi suamiku. Dan saat aku berbalik,aku memeluk suamiku
dan memunggungi lelaki lain yang barusan mendapatkan pelukan dari tubuh
telanjangku. Oh,benar2 suasana ranjang yang erotis.
Pagi harinya kami bertiga bangun dengan tubuh segar. Aku
yang pertama masuk kamar mandi untuk mandi. Setelah aku,Mas Rian lagi yang
mandi. Saat Mas Rian mandi itulah,Mas Beni menarikku yang sedang memasang
BH,menghempaskanku ke atas tempat tidur,lalu mulai menyetubuhiku. Kembali aku
mengerang nikmat,mendesah dan merintih saat Mas Beni mengentotku di pagi itu.
Saat Mas Rian keluar dari kamar mandi, dia hanya tersenyum
sambil geleng2 kepala menyaksikan aku tengah mendesah2 dan terhempas2 di bawah
tindihan Mas Beni. Dia melemparkan handuknya,lalu naik ke atas tempat tidur dan
menemani Mas Beni menikmati tubuhku. Pagi itu aku kembali melayani dua lelaki
ini mengarungi samudera kenikmatan yang tinggi. Kami bertiga bercinta dan
bersetubuh dengan buasnya. Berganti gantian Mas Beni dan Mas Rian memasukkan kontol
mereka ke dalam memekku hingga aku mencapai tiga kali orgasme. Mas Beni
tampaknya benar2 bernafsu padaku dan ingin sepuasnya menikmati tubuhku. Mas
Rian suamiku juga sama bernafsunya karena pagi ini adalah fantasinya berakhir.
Aku juga tak kalah jalangnya. Aku benar2 menikmati di
setubuhi dua lelaki di pagi ini untuk meninggalkan kesan mendalam pada dua
lelaki ini. Aku menunjukkan pada Mas Rian suamiku bahwa aku tak menyesali
threesome ini malahan benar2 menikmatinya agar Mas Rian puas fantasinya tak
sia2. Pada Mas Beni,aku ingin menunjukkan bahwa aku mampu memuaskan dua lelaki
sekaligus dan bahwa aku adalah seorang wanita yang pandai bercinta.
Setelah puas,kami lalu kembali membersihkan diri. Mas Beni
bersiap untuk berangkat. Dia menitipkan pesan bahwa kapanpun kami
membutuhkannya untuk threesome,dia siap. Saat berpamitan,Mas Beni meminta ijin
pada Mas Rian untuk memeluk dan menciumku. Mas Rian mengangguk. Mas Beni lalu
memelukku erat sambil menciumku bibirku. Kami lalu berciuman cukup lama,saling
melumat dan memainkan lidah. Gairahku mulai bangkit,aku terangsang. Apalagi aku
hanya memakai kaos oblong tanpa BH sehingga saat berpelukan dan berciuman
dengan Mas Beni,gundukan buah dadaku menempel ketat pada tubuh Mas Rian.
Tetapi tetap saja harus berakhir. Mas Beni akhirnya
berangkat,kembali ke kota Y. Entah bagaimana Mas Beni mendapatkan nomor hp ku.
Rupanya malam itu dia mengotak atik hp ku dan menyimpan nomorku. Sampai
sekarang,Mas Beni masih suka sms dan telpon aku mengajakku untuk bercinta
berdua saja tanpa mengajak Mas Beni dan tanpa sepengetahuan Mas Rian suamiku.
Tapi aku menolaknya dengan halus. Aku tidak mau mengkhianati Mas Rian,aku gak
mau selingkuh. Aku hanya mau jika threesome bersama Mas Rian. Wina sangat
mencintaimu Mas Rian. Setelah Mas Beni berangkat,aku dan Mas Beni sarapan lalu
bercinta lagi satu kali. Bercinta dengan Mas Rian,selalu membuatku bahagia.